Tradisianime.com – Deca-Dence adalah anime unik yang memadukan genre cyberpunk, aksi, dan fiksi ilmiah dalam satu paket eksplosif yang jarang ditemukan dalam anime modern. Dari episode pertama saja, Deca-Dence langsung menunjukkan bahwa ia bukan sekadar anime pasca-apokaliptik biasa. Dengan animasi yang memukau, dunia yang penuh misteri, serta plot twist yang berani, Deca-Dence adalah sajian sempurna untuk penggemar anime yang mendambakan sesuatu yang fresh, cerdas, dan berani keluar dari pakem mainstream.
Apa Itu Deca-Dence?
Deca-Dence adalah serial anime orisinal produksi studio NUT, disutradarai oleh Yuzuru Tachikawa dan ditulis oleh Hiroshi Seko. Anime ini pertama kali tayang pada Juli 2020, dan langsung mendapat perhatian karena konsepnya yang unik dan worldbuilding yang menggugah rasa ingin tahu.
Setting Dunia: Saat Manusia Menjadi Minoritas
Bersetting di masa depan, di mana umat manusia hampir punah akibat serangan makhluk asing yang dikenal sebagai Gadoll, umat manusia kini hidup dalam benteng bergerak raksasa bernama Deca-Dence. Struktur ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga medan perang melawan para monster.
Manusia terbagi menjadi dua kelas utama:
- Gears: Para prajurit yang melawan Gadoll
- Tankers: Rakyat biasa yang tidak memiliki kemampuan bertarung
Namun, seperti yang akan kita lihat, kenyataan sebenarnya jauh lebih kompleks dan mengejutkan.
Karakter Utama: Natsume dan Kaburagi
Natsume – Gadis yang Menolak Takdirnya
Natsume adalah seorang gadis muda penuh semangat dengan tangan prostetik dan impian besar: menjadi seorang Gear dan bertarung melawan Gadoll. Ia bukan karakter perempuan lemah yang menunggu diselamatkan. Ia kuat, keras kepala, dan punya impian besar—karakter seperti inilah yang menyalakan api dalam cerita Deca-Dence.
Kaburagi – Veteran yang Lelah Melawan Sistem

Kaburagi adalah seorang mekanik tua yang ternyata menyimpan rahasia besar. Di balik wajah lelahnya, ia adalah mantan prajurit elit yang sudah muak dengan sistem yang menindas. Pertemuannya dengan Natsume menjadi titik balik dari cerita yang awalnya terlihat sederhana namun sebenarnya jauh lebih kompleks.
Plot Twist yang Mind-Blowing dari Deca-Dence
Apa yang membuat Deca-Dence menonjol dibandingkan anime lainnya adalah reveal besar di episode ketiga. Tanpa memberikan spoiler besar, cukup dikatakan bahwa anime ini berubah genre secara drastis dan memutarbalikkan semua ekspektasi penonton. Hal ini seperti menemukan bahwa dunia yang kita pikir nyata, ternyata adalah sebuah sistem permainan atau eksperimen yang dikontrol oleh entitas lain.
Jika Anda penggemar The Matrix atau Westworld, maka anime ini akan terasa familiar namun tetap segar.
Plot Twist yang Mind-Blowing dari Deca-Dence
Apa yang membuat anime ini menonjol dibandingkan anime lainnya adalah reveal besar di episode ketiga. Tanpa memberikan spoiler besar, cukup dikatakan bahwa anime ini berubah genre secara drastis dan memutarbalikkan semua ekspektasi penonton. Hal ini seperti menemukan bahwa dunia yang kita pikir nyata, ternyata adalah sebuah sistem permainan atau eksperimen yang dikontrol oleh entitas lain.
Jika Anda penggemar The Matrix atau Westworld, maka Deca-Dence akan terasa familiar namun tetap segar.
Desain Dunia dan Visual yang Brilian
Dari segi visual, Deca-Dence adalah sajian luar biasa. Desain karakter mungkin tampak sederhana, tapi desain dunia, mekanisme pertempuran, dan terutama anime itu sendiri—sebuah benteng raksasa yang bisa berubah menjadi senjata—adalah mahakarya visual.
Studio NUT memang bukan studio anime besar seperti MAPPA atau Ufotable, tapi mereka membuktikan bahwa dengan arah artistik yang tajam dan tim yang solid, hasilnya bisa mengungguli produksi besar.
Soundtrack dan Pengisi Suara yang Kuat
Musik dalam anime ini memberikan napas pada dunia yang keras ini. Dari opening theme “Theater of Life” oleh Konomi Suzuki hingga background score yang dramatis dan intens, semuanya memperkuat emosi dan ketegangan dalam cerita.
Para pengisi suara seperti Tomori Kusunoki (Natsume) dan Katsuyuki Konishi (Kaburagi) memberikan performa yang sangat meyakinkan, membawa karakter mereka menjadi hidup di layar.
Perbandingan dengan Anime Lain
Banyak yang mencoba membandingkan anime ini dengan Attack on Titan karena elemen “umat manusia yang terpojok dalam tembok” dan pertarungan melawan monster. Namun sebenarnya, Deca-Dence lebih cocok dibandingkan dengan Ergo Proxy atau Made in Abyss karena tema eksistensial dan penyingkapan realitasnya.
Kenapa Deca-Dence Wajib Ditonton?
Berikut beberapa alasan kenapa kamu wajib menambahkan Deca-Dence ke daftar tontonan:
- Original Story: Tidak berdasarkan manga atau light novel
- Plot Twist Unik: Menantang persepsi sejak awal
- Kritik Sosial: Relevan dengan kondisi dunia modern
- Karakter Kuat: Tidak ada tokoh utama yang ‘template’
- Visual dan Musik Berkualitas Tinggi
Kesimpulan: Deca-Dence, Permata Tersembunyi Anime Modern

Deca-Dence bukan sekadar anime aksi dengan monster dan mecha. Ia adalah refleksi akan sistem yang menindas, tentang harapan yang tumbuh di tengah kepalsuan, dan tentang bagaimana satu individu bisa mengubah segalanya. Anime ini memadukan action, sci-fi, dan filosofi dalam narasi yang mengikat dari awal hingga akhir.
Jika kamu mencari sesuatu yang segar, unik, dan menggugah pemikiran, anime ini adalah pilihan yang tidak akan mengecewakan. Dalam lautan anime yang seringkali repetitif, anime ini berdiri kokoh sebagai karya yang benar-benar berbeda dan patut diperjuangkan agar lebih dikenal oleh komunitas anime global.