Tradisianime.com – Bayangkan jika dunia dongeng yang kita kenal sejak kecil—seperti Cinderella, Putri Salju, dan Alice in Wonderland—bukanlah kisah bahagia, tetapi arena pertarungan gelap antara takdir dan kehendak bebas. Inilah premis dari Grimms Notes The Animation, anime yang menyelami dunia fiksi klasik dengan twist gelap dan penuh misteri.
Diadaptasi dari game RPG besutan Square Enix, anime ini menawarkan perjalanan eksistensial para karakter yang sadar bahwa mereka hidup di dunia yang ditulis oleh “buku takdir”. Tapi apa yang terjadi ketika seseorang mulai menulis ulang cerita? Ketika peran-peran klasik tak lagi sesuai dengan kisah aslinya?
Dunia Tanpa Kendali: Semua Orang Hidup Sesuai Naskah
Di dunia Grimms Notes, setiap orang lahir dengan “Book of Fate” (Buku Takdir) yang menetapkan peran mereka dalam cerita. Mereka akan tumbuh sesuai naskah: siapa yang menjadi pahlawan, penjahat, korban, atau hanya figuran.
Namun tidak semua orang puas menjadi boneka naskah. Beberapa karakter—yang disebut sebagai “Blank Book Holders”—lahir tanpa takdir, tanpa peran. Mereka bebas memilih jalan hidup mereka sendiri. Para tokoh utama dalam anime ini, seperti Ex, Reina, Tao, dan Shane, adalah pemegang buku kosong. Mereka menyadari bahwa dunia tempat mereka tinggal adalah panggung yang dikendalikan oleh entitas misterius.

Chaos Tellers: Penjahat di Balik Kekacauan Dongeng
Konflik utama dalam Grimms Notes muncul dari sekelompok penulis gelap bernama Chaos Tellers. Mereka menyusup ke dunia dongeng dan menulis ulang cerita-cerita klasik, menjadikannya kacau dan tak lagi seperti yang kita kenal.
Contohnya, dalam satu episode, Cinderella bukan lagi gadis malang yang mendapat sepatu kaca, tapi malah menjadi tokoh penuh dendam. Di lain waktu, Putri Salju menjadi pemburu, dan Alice justru kehilangan kewarasannya di Wonderland.
Tugas para tokoh utama adalah menyusuri dunia-dunia dongeng yang telah dirusak ini dan memulihkannya kembali. Tapi semakin mereka melangkah, semakin mereka mempertanyakan satu hal penting: siapa yang benar-benar menulis takdir mereka?
Narasi Multi-Lapisan: Kisah Dalam Kisah
Salah satu kekuatan utama anime ini adalah struktur narasinya. Grimms Notes The Animation tidak hanya mengisahkan petualangan antar dunia, tetapi juga menggali lebih dalam isu-isu eksistensial: Apa makna kebebasan jika semua sudah ditulis sebelumnya? Apakah seseorang tetap berharga jika ia tidak punya “peran”?
Pertanyaan-pertanyaan ini membuat anime ini lebih dari sekadar petualangan dongeng. Ia menyuguhkan refleksi filosofis tentang identitas, kehendak bebas, dan bagaimana manusia berjuang melawan narasi yang mengurung mereka.
Visual dan Atmosfer: Kontras Antara Imajinasi dan Kekacauan

Secara visual, Grimms Notes memadukan keindahan dunia dongeng dengan nuansa gelap yang mengintai di balik layar. Warna-warna cerah dari dunia fiksi dikontraskan dengan adegan pertempuran yang brutal, karakter yang tercabik oleh nasib, dan dunia yang penuh kepalsuan.
Setiap dunia dongeng punya nuansa dan warna tersendiri, dari kastil megah Cinderella hingga hutan misterius Red Riding Hood. Namun semua itu terasa hampa ketika penonton menyadari bahwa semua hanyalah panggung sandiwara.
Penutup: Dongeng Ulang dengan Rasa Pedih
Grimms Notes The Animation adalah anime yang membongkar mitos dongeng, mengoyak manisnya kisah lama dan menggantinya dengan pertanyaan yang lebih pahit. Ini bukan kisah tentang “hidup bahagia selamanya”, tapi tentang perjuangan untuk mengukir takdir sendiri ketika semua telah ditentukan.
Bagi penggemar narasi filosofis, dunia paralel, dan kisah yang menyimpang dari pakem, anime ini menawarkan pengalaman yang segar, menggelitik, sekaligus menggugah. Dalam dunia di mana semua orang dipaksa memainkan peran, mungkin justru mereka yang tidak punya peran adalah yang paling bebas.