Skip to content
  • Home
  • Rekomendasi
  • Anime Aksi
  • Anime Laga
  • Anime Fantasi
  • Anime Romansa
  • Anime Petualangan
  • Anime Fiksi
  • Anime Harem
  • Anime Drama
  • Anime Supernatural
  • Anime Horor
  • Anime Manga
  • Anime Musik
  • Anime Misteri
  • Anime Olahraga
tradisianime

Tradisi Anime

Kumpulan Anime Rekomendasi Terbaik ada di sini !!

  • Home
  • Rekomendasi
  • Anime Aksi
  • Anime Laga
  • Anime Fantasi
  • Anime Romansa
  • Anime Petualangan
  • Anime Fiksi
  • Anime Harem
  • Anime Drama
  • Anime Supernatural
  • Anime Horor
  • Anime Manga
  • Anime Musik
  • Anime Misteri
  • Anime Olahraga
  • Toggle search form

Trese: Ketika Mitos Gelap Filipina Hidup di Tengah Kota Modern

Posted on July 17, 2025July 18, 2025 By admin No Comments on Trese: Ketika Mitos Gelap Filipina Hidup di Tengah Kota Modern

Tradisianime.com – Bayangkan kota yang tak pernah tidur, lampu neon bersinar di antara gedung pencakar langit, dan kemacetan jadi bagian dari rutinitas. Tapi di balik hiruk-pikuk Manila yang modern, makhluk-makhluk dari mitologi kuno Filipina masih berkeliaran, menyatu dalam bayang-bayang malam. Inilah dunia dari “Trese”, seri horor urban supernatural yang menyatukan folklor lokal, nuansa noir, dan kritik sosial dalam satu paket menggigit.

Diangkat dari komik populer karya Budjette Tan dan Kajo Baldisimo, dan diadaptasi oleh Netflix sebagai seri animasi gelap dan stylish, Trese bukan sekadar cerita detektif.

Alexandra Trese: Detektif Paranormal di Era Modern

Pusat dari semesta ini adalah Alexandra Trese, seorang perempuan muda kuat dan penuh teka-teki, yang menjalankan tugas turun-temurun sebagai penjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh. Ia bukan polisi, bukan penyihir, bukan eksorsis biasa. Ia adalah “babaylan-mandirigma”, warisan kuno yang memadukan pengetahuan spiritual dan kemampuan bertarung.

Trese

Dengan dua kembar iblis, Crispin dan Basilio, sebagai pengawal setianya, Alexandra menyelidiki kasus-kasus ganjil: pembunuhan yang melibatkan tikbalang (makhluk setengah kuda), misteri anak hilang yang ternyata diculik oleh aswang (pemakan daging manusia), hingga sindikat kriminal yang ternyata dijalankan oleh makhluk gaib.

Di sinilah Trese menjadi unik. Ia menggabungkan struktur cerita detektif noir dengan horor mitologis khas Asia Tenggara, dan menghadirkannya dalam latar urban yang penuh kontras.

Mitos yang Dihidupkan, Bukan Dimodifikasi

Berbeda dengan banyak cerita modern yang hanya mengambil inspirasi dari mitologi sebagai tempelan, Trese memperlakukan mitos Filipina dengan rasa hormat dan relevansi kontemporer. Aswang bukan lagi sekadar monster. Mereka adalah kelompok pinggiran yang termarjinalkan oleh pembangunan kota dan korupsi. Tikbalang bukan sekadar legenda hutan, tapi makhluk yang mencoba beradaptasi di dunia modern. Trese mengajukan pertanyaan tajam: ketika manusia melupakan akar dan leluhur, siapa yang menjaga batas antara dunia nyata dan dunia gaib?

Kota yang Menyimpan Dosa

Manila dalam Trese bukan kota yang glamor. Ia kotor, rusuh, dan sarat korupsi. Polisi bisa disuap, politisi berselingkuh dengan iblis, dan perusahaan besar menggali tanah keramat demi keuntungan. Di sinilah horor sebenarnya terjadi—bukan dari makhluk gaib, tapi dari manusia sendiri. Trese memperlihatkan bahwa yang paling menakutkan bukanlah roh jahat, melainkan bagaimana manusia mengeksploitasi yang tidak terlihat demi ambisi.

Trese

Nuansa Gelap yang Menggugah Identitas

Secara visual dan tematik, Trese mengusung gaya gothic-urban yang jarang ditemukan di produksi Asia Tenggara. Musik gelap, latar kota hujan, dan ilustrasi noir menciptakan atmosfer yang tidak hanya menegangkan, tetapi juga penuh simbolisme budaya dan sosial.

Lebih dari sekadar horor, Trese adalah pernyataan: mitologi lokal masih relevan, dan bisa menjadi medium untuk bicara tentang identitas, trauma sejarah, hingga perjuangan kelas.

Penutup: Ketika Kegelapan Menyimpan Kebenaran

Trese bukan sekadar hiburan horor. Ia adalah cermin. Ia menunjukkan bahwa di balik modernitas, masih ada roh-roh yang terlupakan—dan mereka belum selesai bicara. Ketika manusia terlalu sibuk dengan gawai dan ambisi, ada dunia lain yang terabaikan, tapi tetap ada, menunggu untuk diakui kembali.

Anime Horor Tags:#actionfigure, #animeaksi, #animefantasi, #animehoror, #animetradisi, #inosai, #otaku, #tradisianime, #trese, #wibu

Post navigation

Previous Post: Baki Hanma dan Dunia Tanpa Aturan: Otot, Nyali, dan Gila jadi satu
Next Post: Hell’s Paradise: Neraka yang Indah, Surga yang Mematikan

Related Posts

Arcane: Mengungkap Dunia Gelap dan Penuh Intrik di Universenya Anime Aksi
Anime Aksi Fantasi Horor: GIBIATE Anime Aksi
Boogiepop wa Warawanai: Misteri Eksistensial Anime Horor
Anime: Dan Da Dan Aksi dan Fantasi dengan Cerita Menegangkan Anime Aksi
Death Note: Misteri Dibalik Buku Kematian yang Mematikan Anime Horor
Anime Horor Drama Laga Summer Ghost Anime Horor

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

#actionfigure (334) #animeaksi (53) #animefantasi (41) #animetradisi (337) #inosai (316) #otaku (314) #tradisianime (328) #wibu (325)

Category

  • Home
  • Rekomendasi
  • Anime Aksi
  • Anime Laga
  • Anime Fantasi
  • Anime Romansa
  • Anime Petualangan
  • Anime Fiksi
  • Anime Harem
  • Anime Drama
  • Anime Supernatural
  • Anime Horor
  • Anime Manga
  • Anime Musik
  • Anime Misteri
  • Anime Olahraga

Copyright © 2025 Tradisi Anime.

Powered by PressBook Masonry Dark