Tradisianime.com – Devilman Crybaby adalah sebuah anime yang menggemparkan dunia saat pertama kali rilis. Dari detik pertama episode pembuka, anime ini bukan hanya tentang pertarungan manusia dan iblis—ini adalah cermin gelap dari kemanusiaan kita sendiri. Dibalut dalam visual eksperimental dan soundtrack elektronik yang menggelegar, Devilman Crybaby membawa penontonnya dalam perjalanan emosional yang tak terlupakan.
Sebuah Karya dari Masa Kini yang Menghidupkan Kembali Klasik Masa Lalu
Reboot dari Legenda: Devilman Crybaby karya Go Nagai
Anime Devilman Crybaby adalah adaptasi modern dari manga klasik Devilman karya Go Nagai yang terbit pada awal tahun 1970-an. Namun, ini bukan sekadar remake biasa. Devilman Crybaby disutradarai oleh Masaaki Yuasa, yang dikenal dengan gaya animasi unik dan cerita-cerita penuh makna yang absurd namun menyayat.
Dengan pendekatan visual yang lebih ekspresif dan kadang “liar”, Yuasa berhasil menyampaikan emosi dan intensitas konflik dengan cara yang belum pernah dilakukan versi manapun sebelumnya.
Jalan Cerita: Perubahan yang Menyakitkan dan Tak Terhindarkan
Akira Fudo dan Sang Crybaby
Karakter utama kita, Akira Fudo, adalah remaja yang terlihat lemah lembut dan mudah menangis—itulah sebabnya ia dijuluki “crybaby”. Namun hidupnya berubah drastis saat ia dirasuki oleh iblis kuat bernama Amon. Alih-alih kehilangan kendali, Akira berhasil menyatu dengan kekuatan itu, menjadikannya seorang Devilman—makhluk setengah manusia, setengah iblis.
Konflik utama dari Devilman Crybaby bukan sekadar perang antara manusia dan iblis, tapi perang batin dalam diri Akira: apakah ia tetap manusia dengan empati dan cinta, atau akan tenggelam dalam kebencian dan kekerasan?
Ryo Asuka: Malaikat, Iblis, dan Tragedi
Ryo, sahabat Akira, memainkan peran kunci dalam seluruh rangkaian tragedi yang terjadi. Dari awal hingga akhir, ia tampak seperti pionir yang membantu Akira, namun semua berubah ketika rahasia identitas Ryo terungkap. Perannya sebagai penggerak plot menjadikannya salah satu karakter anime paling kompleks dalam dekade ini.
Pengkhianatan dan Penyesalan dalam Anime Devilman Crybaby
Ketika Ryo akhirnya mengungkapkan bahwa ia adalah Satan, makhluk malaikat yang terusir dari surga, penonton dibenturkan dengan klimaks emosional: pertempuran terakhir bukan sekadar fisik, tetapi spiritual. Anime ini mempertanyakan: siapa sebenarnya monster? Iblis atau manusia?
Gaya Visual dan Musik yang Mengguncang Dunia Devilman Crybaby

Eksperimen Visual Masaaki Yuasa
Jika kamu terbiasa dengan anime yang memiliki garis visual tegas dan konsisten, maka anime ini akan mengejutkanmu. Gaya animasi Yuasa penuh distorsi, gerakan bebas, dan warna-warna kontras yang terkadang menyeramkan. Tapi justru di situlah letak kekuatannya.
Setiap adegan dirancang bukan hanya untuk dilihat, tapi untuk dirasakan. Mulai dari adegan pesta sabbath yang menggila hingga kehancuran dunia, visualisasi dalam anime ini tak pernah setengah hati.
Soundtrack yang Melekat di Kepala
Siapa yang bisa melupakan irama Running in the 90s versi EDM saat Akira berlari dengan kecepatan kilat? Musik dalam anime ini bukan hanya latar—ia adalah karakter tambahan yang membawa atmosfer anime ini ke level yang lebih tinggi. Komposisi dari Ken Hashimoto dan mood yang dibentuknya sangat sinkron dengan setiap momen penting cerita.
Simbolisme dan Kritik Sosial dalam Devilman Crybaby
Refleksi Kekejaman Manusia
Meski judulnya mengandung kata “Devil”, Devilman Crybaby justru lebih banyak menunjukkan betapa kejamnya manusia ketika rasa takut dan kebencian menguasai mereka. Kekerasan, diskriminasi, hingga pengkhianatan ditampilkan secara blak-blakan.
Anime ini mempertanyakan banyak hal: Apakah iblis itu benar-benar musuh? Atau apakah manusia sendiri yang menciptakan neraka di dunia?
Sex, Blood, and Trauma
Tak bisa dipungkiri, Devilman Crybaby penuh adegan eksplisit. Seksualitas digambarkan dengan vulgar, kekerasan diperlihatkan tanpa sensor, dan trauma emosional menyerang tanpa ampun. Tapi semua itu bukan tanpa alasan—ini adalah bentuk ekspresi dari tema utama: kehancuran moral manusia.
Karakter Pendukung yang Tak Kalah Menyentuh
Miki Makimura: Cinta yang Terluka
Miki bukan sekadar love interest. Ia adalah simbol harapan dan kemanusiaan dalam dunia yang mulai runtuh. Ia mencintai Akira, bukan karena kekuatannya, tapi karena hatinya. Nasib tragis Miki menjadi momen paling memilukan yang membuat penonton tercengang.
Karakter Lain dan Kehilangan
Setiap karakter, dari Taro hingga Wam, memiliki cerita sendiri. Mereka bukan hanya pelengkap, tapi bagian dari narasi besar yang mencerminkan betapa kompleksnya realita sosial, bahkan dalam bentuk fiksi supernatural.
Mengapa Devilman Crybaby Jadi Ikonik?
Penghargaan dan Penerimaan Global
Devilman Crybaby sukses besar di tingkat global. Banyak kritikus menyebutnya sebagai “karya seni modern dalam bentuk anime”. Tidak sedikit yang menempatkannya di daftar anime terbaik sepanjang masa.
Pengaruhnya terhadap Dunia Anime
Sejak tayang, banyak anime mulai berani mengangkat tema berat dan dewasa dengan cara yang lebih eksplisit. Anime ini membuka pintu bagi diskusi yang lebih dalam tentang identitas, eksistensi, dan moralitas dalam dunia animasi.
Kesimpulan: Devilman Crybaby Bukan Sekadar Anime

Devilman Crybaby adalah mahakarya yang menyayat, brutal, dan penuh makna. Ia mungkin bukan untuk semua orang—dengan adegan kekerasan, seksualitas, dan pesan filosofis yang berat. Tapi bagi mereka yang bisa menelusuri maknanya, anime ini akan meninggalkan luka dan refleksi yang dalam.
Di tengah maraknya anime yang hanya menjadi hiburan ringan, Devilman Crybaby berdiri tegak sebagai simbol bahwa anime bisa jadi medium kritik sosial dan kontemplasi eksistensial yang serius. Devilman Crybaby bukan hanya tontonan—ia adalah pengalaman emosional yang mengguncang jiwa.