Tradisianime.com – Coppelion adalah sebuah anime yang unik, mencampurkan nuansa pasca-apokaliptik dengan drama emosional dan unsur sci-fi yang kental. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam dunia anime, memahami karakter, plot, hingga keunikan visual yang membuatnya layak untuk jadi perbincangan dan mengisi daftar tontonan para pecinta anime.
Apa Itu Coppelion?
Coppelion adalah anime bergenre sci-fi, action, dan drama, yang diadaptasi dari manga karya Tomonori Inoue. Serial ini mulai tayang pada tahun 2013 dan langsung mencuri perhatian karena premisnya yang unik: sebuah dunia di mana Tokyo telah menjadi kota mati setelah kebocoran nuklir besar-besaran.
Latar Belakang Dunia Coppelion yang Suram dan Menyentuh
Bayangkan kota Tokyo yang sunyi, penuh reruntuhan dan tidak bisa dihuni manusia biasa karena radiasi tingkat tinggi. Di tengah kehancuran itu, muncul tiga gadis remaja berseragam SMA yang tampak seperti biasa saja—namun ternyata mereka adalah hasil rekayasa genetika. Mereka disebut Coppelion, manusia yang telah dimodifikasi secara genetik agar kebal terhadap radiasi.
Mengupas Tiga Karakter Utama Coppelion
Ibara Naruse – Pemimpin yang Penuh Empati
Ibara adalah tokoh utama yang bertindak sebagai pemimpin tim Coppelion. Dia kuat, berani, dan sangat peduli terhadap orang lain, bahkan meski mereka bukan bagian dari misinya. Di balik kemampuannya yang luar biasa, Ibara tetap manusiawi—sering mempertanyakan moralitas dari eksistensinya.
Aoi Fukasaku – Si Rapuh yang Penuh Perasaan
Aoi adalah karakter yang sangat emosional, sering mengalami tekanan psikologis karena kesadaran bahwa mereka “diciptakan” untuk tujuan tertentu. Namun justru sisi rentannya inilah yang membuat ia terasa sangat nyata.
Taeko Nomura – Sang Penyayang dan Pendiam
Taeko memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan hewan dan sering bertindak sebagai penengah dalam kelompok. Sifatnya yang tenang dan penuh kasih sayang membuat dinamika tim menjadi lebih seimbang.
Coppelion dan Isu Etika dalam Dunia Sains

Anime ini bukan hanya soal aksi dan pertarungan. Anime ini menyodorkan pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang etika genetika, hakikat kemanusiaan, dan bagaimana teknologi dapat digunakan—atau disalahgunakan—oleh manusia.
Animasi dan Desain Visual yang Memukau
Meski sempat dikritik karena animasinya yang “terlalu cerah” untuk dunia pasca-apokaliptik, faktanya gaya visual anime ini justru menjadi kekuatan tersendiri. Kontras antara kehancuran dunia dengan warna-warna cerah dari para tokohnya menjadi simbol harapan yang tidak pernah padam.
Soundtrack dan Atmosfer Emosional
Musik dalam anime ini memperkuat nuansa kesepian dan pengharapan. Lagu pembuka dan penutup menghadirkan atmosfer yang pas untuk mengiringi perjalanan para karakter yang terus bergulat dengan masa lalu dan takdir mereka.
Kenapa Coppelion Layak Ditonton di Tahun Ini
Walau sudah lebih dari satu dekade sejak penayangannya, Coppelion tetap relevan. Tema tentang krisis nuklir, eksperimen genetika, dan moralitas teknologi semakin menggaung di dunia nyata. Ditambah dengan cerita yang emosional dan karakter-karakter yang kompleks, anime ini sangat cocok bagi penonton yang mencari tontonan dengan kedalaman emosional.
Perbandingan Coppelion dengan Anime Lain
Kalau kamu pernah menonton Ghost in the Shell, Ergo Proxy, atau Shin Sekai Yori, maka Coppelion akan memberikan nuansa serupa—dunia distopia, teknologi tingkat tinggi, dan refleksi mendalam tentang keberadaan manusia.
Namun berbeda dari kebanyakan anime sci-fi, anime ini lebih memfokuskan cerita pada dinamika antar karakter dan sisi emosional yang menyentuh. Hal ini membuatnya lebih personal dan relatable.
Fakta Unik tentang Coppelion
- Manga Coppelion dimulai sejak tahun 2008 dan baru selesai pada 2016.
- Anime ini hanya mengadaptasi sebagian kecil dari cerita manga, jadi kamu bisa menemukan banyak cerita lanjutan jika membaca versi manganya.
- Nama “Coppelion” berasal dari kata “Coppelia”, boneka balet dari abad ke-19—menggambarkan bagaimana gadis-gadis ini bukan manusia biasa.
Kritik dan Kontroversi Seputar Coppelion
Meski menawarkan cerita yang kuat, Coppelion tidak lepas dari kritik. Beberapa penonton merasa pacing ceritanya lambat dan kurang aksi. Namun bagi yang menyukai drama dan kontemplasi, anime ini justru memberikan pengalaman yang lebih mendalam daripada sekadar ledakan dan pertarungan.
Kesimpulan: Coppelion, Kisah Harapan di Tengah Kehancuran

Dengan menggabungkan elemen sci-fi, post-apocalyptic, dan drama karakter yang kuat, anime ini menghadirkan cerita yang tidak hanya menegangkan, tapi juga menyentuh secara emosional. Di balik kehancuran dan kesedihan, ada kisah tentang harapan, kemanusiaan, dan arti hidup yang sesungguhnya.
Jika kamu mencari anime yang memadukan aksi dengan refleksi, maka Coppelion adalah jawabannya. Sebuah kisah yang akan tinggal di benak dan hati, lama setelah episode terakhirnya selesai ditonton.